Perubahan mendadak dalam kabinet Indonesia, khususnya pemecatan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, telah memicu respons yang kuat dari pasar keuangan. Investor domestik dan asing merespons perubahan ini dengan kekhawatiran atas konsistensi kebijakan fiskal ke depan.
Saat kabar pemecatan Sri Mulyani bocor, indeks saham di Jakarta turun sekitar 1,8%, dan nilai tukar rupiah melemah sebesar kira-kira 1% terhadap dolar AS. Keputusan menggantikan figur yang dianggap memiliki kredibilitas tinggi dalam menjaga disiplin anggaran memicu pertanyaan: mampukah pengganti menjaga kewajaran dan stabilitas fiskal.
Penting pula bahwa Sri Mulyani selama ini dikenal sebagai salah satu menteri keuangan yang memiliki track record baik dalam menjaga defisit APBN agar tetap terkendali, yang membantu mempertahankan kepercayaan investor luar negeri.
Jangan sampai defisit APBN melebar secara drastis sehingga merusak posisi Indonesia di mata lembaga pemeringkat dan investor asing.
Pemerintah selama ini mengumumkan program-program populis seperti program makanan gratis, bantuan sosial, dan penguatan kesejahteraan rakyat. Kombinasi antara pengeluaran sosial dan investasi infrastruktur perlu diseimbangkan agar tidak menimbulkan beban utang jangka panjang.
Pemerintah selama ini mengumumkan program-program populis seperti program makanan gratis, bantuan sosial, dan penguatan kesejahteraan rakyat. Kombinasi antara pengeluaran sosial dan investasi infrastruktur perlu diseimbangkan agar tidak menimbulkan beban utang jangka panjang.
Karena banyaknya protes terkait ketidakadilan dan persepsi elit politik yang jauh dari rakyat biasa, pemerintah harus bisa menunjukkan aksi nyata agar kepercayaan publik tidak semakin menurun.

Leave a Reply