Pemerintah mengumumkan pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM), sehingga harga Pertalite naik Rp1.500 per liter menjadi Rp11.500. Kebijakan ini diambil setelah beban subsidi dinilai terlalu besar, mencapai lebih dari Rp200 triliun dalam APBN 2025.
Kenaikan harga BBM ini langsung berdampak pada biaya transportasi, harga pangan, hingga ongkos produksi di berbagai sektor industri. Sopir angkutan umum mengaku kesulitan menyesuaikan tarif karena penumpang cenderung menolak kenaikan ongkos. Di sisi lain, petani dan nelayan juga menjerit karena biaya operasional meningkat tajam.
Pemerintah berjanji akan mengalihkan sebagian dana subsidi BBM untuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin. Namun, banyak pihak meragukan efektivitas distribusi bantuan karena sering terjadi ketidaktepatan sasaran.

Leave a Reply